Sabtu, 30 November 2019

Hirarki Nilai Wajar PSAK 68

Hallo Assalamualaikum, saya Siti Rishayati. blog kali pembahasan Hirarki Nilai Wajar PSAK 68, ini merupakan bagian dari tugas matakuliah saya di semester 7 yaitu Analisis Standar Akuntansi Keuangan. Berikut penjelasannya, semoga bermanfaat :)

PSAK 68
Pengukuran Nilai Wajar
Hirarki Nilai Wajar
Untuk meningkatkan konsistensi dan keterbandingan dalam pengukuran nilai wajar dalam pengukuran nilai wajar dan pengungkapan yang terkait. Pernyataan ini menetapkan hirarki nilai wajar yang mengategorikan dalam tiga level (lihat paragraf 76 – 90) input untuk teknik penilaian yang digunakan dalam pengukuran nilai wajar. Hirarki nilai wajar memberikan prioritas tertinggi kepada harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (input level 1) dan prioritas terendah untuk input yang tidak dapat diobservasi (input level 3).
Jika input dapat diobservasi mensyaratkan penyesuaian menggunakan input yang tidak dapat diobservasi dan penyesuaian tersebut menghasilkan pengukuran nilai wajar yang signifikan lebih atau lebih rendah, maka pengukuran yang dihasilkan akan dikategorikan dalam level 3 hirarki nilai wajar. Sebagai contoh, jika pelaku pasar akan memperhitungkan dampak suatu pembatasan pada penjualan aset ketika mengestimasi harga untuk aset tersebut. Jika harga kuotasian adalah input level 2 dan penyesuaian adalah input yang tidak dapat diobservasi yang signifikan terhadap keseluruhan pengukuran, maka pengukuran tersebut akan dikategorikan dalam level 3 hirarki.
Input Level 1
Harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktid untuk aset atau liabilitas yang identik yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran.
Harga kuotasian di pasar aktif menyediakan bukti yang paling andal dari nilai wajar dan digunakan tanpa penyesuaian untuk mengukur nilai wajar apabila tersedia, kecuali sebagaiaman dijelaskan dalam paragraf 79.
Jika entitas memiliki posisi atas aset atau liabilitas tunggal (termasuk posisi yang terdiri dari aset atau liabilitas identik dalam jumlah besar, seperti memiliki instrumen keuangan) dan aset atau liabilitas tersebut diperdagangkan dipasar aktif, maka nilai wajar aset atau liabilitas diukur dalam level 1 sebagai produk dari harga kuotasitas untuk aset atau liabilitas individual dan kuantitas yang dimiliki oleh entitas. Hal tersebut berlaku bahkan jika volume perdagangan harian normal di pasar tidak memadai untuk menyerap kuantitas yang dimiliki, dan menempatkan pesanan untuk menjual posisi dalam transaksi tunggal dapat mempengaruhi harga kuotasian tersebut.


Input Level 2
Input selain harga kuotasian yang termasuk dalam level 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pernyataan terhadap input level 2 akan beragam, bergantung pada faktor yang spesifik atas aset atau liabilitas. Faktor tersebut termasuk hal sebagai berikut:
  1.  Kondisi atau lokasi aset
  2. Tingkat dimana input terkait dengan aset atau liabilitas yang sebanding dengan aset atau liabilitas tersebut (termasuk faktor yang dijelaskan dalam paragraf 39)
  3. Volume atau level aktivitas di pasar dimana input dapat diamati

Input Level 3
Input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas.
Entitas mengungkapkan informasi yang membantu pengguna laporan keuangannya untuk menilai kedua hal sebagai berikut:
  1. Untuk aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara berulang (recurring) atau tidak berulang (non-recurring) dalam laporan posisi keuangan setelah pengakuan awal , teknik penilaian dan input yang digunakan untuk mengembangkan pengukuran tersebut.
  2. Untuk pengukuran nilai wajar yang berulang yang menggunakan input yang tidak dapat diobservasi yang signifikan (level 3), dampak dari pengukuran terhadap laba rugi atau penghasilan komprehensif lain untuk periode tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar