PSAK
68
Pengukuran
Nilai Wajar
Hirarki Nilai Wajar
Untuk meningkatkan
konsistensi dan keterbandingan dalam pengukuran nilai wajar dalam pengukuran
nilai wajar dan pengungkapan yang terkait. Pernyataan ini menetapkan hirarki
nilai wajar yang mengategorikan dalam tiga level (lihat paragraf 76 – 90) input
untuk teknik penilaian yang digunakan dalam pengukuran nilai wajar. Hirarki
nilai wajar memberikan prioritas tertinggi kepada harga kuotasian (tanpa
penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (input
level 1) dan prioritas terendah untuk input yang tidak dapat
diobservasi (input level 3).
Jika input dapat diobservasi
mensyaratkan penyesuaian menggunakan input yang tidak dapat diobservasi
dan penyesuaian tersebut menghasilkan pengukuran nilai wajar yang signifikan
lebih atau lebih rendah, maka pengukuran yang dihasilkan akan dikategorikan
dalam level 3 hirarki nilai wajar. Sebagai contoh, jika pelaku pasar akan
memperhitungkan dampak suatu pembatasan pada penjualan aset ketika mengestimasi
harga untuk aset tersebut. Jika harga kuotasian adalah input level 2 dan
penyesuaian adalah input yang tidak dapat diobservasi yang signifikan
terhadap keseluruhan pengukuran, maka pengukuran tersebut akan dikategorikan
dalam level 3 hirarki.
Input Level
1
Harga kuotasian (tanpa
penyesuaian) di pasar aktid untuk aset atau liabilitas yang identik yang dapat
diakses entitas pada tanggal pengukuran.
Harga kuotasian di pasar
aktif menyediakan bukti yang paling andal dari nilai wajar dan digunakan tanpa
penyesuaian untuk mengukur nilai wajar apabila tersedia, kecuali sebagaiaman dijelaskan
dalam paragraf 79.
Jika entitas memiliki posisi
atas aset atau liabilitas tunggal (termasuk posisi yang terdiri dari aset atau
liabilitas identik dalam jumlah besar, seperti memiliki instrumen keuangan) dan
aset atau liabilitas tersebut diperdagangkan dipasar aktif, maka nilai wajar
aset atau liabilitas diukur dalam level 1 sebagai produk dari harga kuotasitas
untuk aset atau liabilitas individual dan kuantitas yang dimiliki oleh entitas.
Hal tersebut berlaku bahkan jika volume perdagangan harian normal di pasar
tidak memadai untuk menyerap kuantitas yang dimiliki, dan menempatkan pesanan
untuk menjual posisi dalam transaksi tunggal dapat mempengaruhi harga kuotasian
tersebut.
Input Level
2
Input selain
harga kuotasian yang termasuk dalam level 1 yang dapat diobservasi untuk aset
atau liabilitas, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pernyataan terhadap input
level 2 akan beragam, bergantung pada faktor yang spesifik atas aset atau
liabilitas. Faktor tersebut termasuk hal sebagai berikut:
- Kondisi atau lokasi aset
- Tingkat dimana input terkait dengan aset atau liabilitas yang sebanding dengan aset atau liabilitas tersebut (termasuk faktor yang dijelaskan dalam paragraf 39)
- Volume atau level aktivitas di pasar dimana input dapat diamati
Input Level
3
Input yang tidak dapat
diobservasi untuk aset atau liabilitas.
Entitas mengungkapkan
informasi yang membantu pengguna laporan keuangannya untuk menilai kedua hal
sebagai berikut:
- Untuk aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara berulang (recurring) atau tidak berulang (non-recurring) dalam laporan posisi keuangan setelah pengakuan awal , teknik penilaian dan input yang digunakan untuk mengembangkan pengukuran tersebut.
- Untuk pengukuran nilai wajar yang berulang yang menggunakan input yang tidak dapat diobservasi yang signifikan (level 3), dampak dari pengukuran terhadap laba rugi atau penghasilan komprehensif lain untuk periode tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar